RSS

METAMORFOSIS MALING

21 Feb

Metamorfosis adalah istilah dalam ilmu biologi. Metamorfosis yang acap kali kita dengar adalah metamorfosis kupu-kupu, metamorfosis belalang, dan metamorfosis kecoa. Pada metamorfosis kupu-kupu yang pada mulanya diawali dengan telur yang berubah menjadi ulat dan ulatpun menjadi kepompong serta kepompong menjadi kupu-kupu. Ya begitulah proses metamorfosis kupu-kupu pada umumnya. Namun, bagaimana pula dengan metamorfosis maling?

Pada kesempatan ini penulis berusaha menggambarkan bagaimana metamorfosis maling ini bisa terjadi. Berbicara mengenai maling yang merupakan salah satu penyimpangan sosial dan cabang kriminalitas yang paling urgen di Indonesia. Buktinya disetiap berita di stasiun-stasiun TV pasti ada saja berita tentang kasus penurian. Begitu juga di media massa lainnya.

Adapun yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat tulisan ini karena penulis kerap kali menemukan kasus-kasus pencurian terjadi di lingkungan-lingkungan terdekat dengan motif yang berbeda.

Maling ada dimana-mana

Ketika penulis menjemput ibu penulis dari pasar Tangor Kulim pada hari Minggu tanggal 16 Februari 2014 ternyata tas yang digunakan ibu telah sobek terkena goresan gunting si maling. Uang yang ada di dalam tas itupun raib. Diahari yang sama dan waktu yang berbeda ketika penulis shalat Maghrib berjama’ah di Musholla Al-Ikhlas Panam ternyata seorang ibu rumah tangga sempat menarik kerah baju maling yang hendak mengambil dompet pada jok sepeda motornya. Walhasil, maling itu pun kabur dan ibu rumah tangga ini menjerit hingga penulis dan warga sekitar datang ke lokasi kejadian. Akan tetapi si maling sudah kabur entah kemana.

Pada zaman sekarang pencurian adalah kasus yang lumrah terjadi. Seolah-olah maling sudah menjadi profesi dikalangan pelakunya. Dengan berbagai macam umur dan tingkat kedewasaan seseorang telah mendarah daging dalam dirinya profesi sebagai seorang maling. mulai dari anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar misalnya yang membiasakan diri mengambil uang orang tuanya untuk membeli jajan. Selain itu, anak-anak juga sering mengambil buah-buahan tanpa izin pemilik kebun. Bahkan tutup pentil ban sepeda motor pun bisa hilang karena ulah anak-anak ini.

Lain halnya jika kita lihat pula perilaku anak-anak SMP dan SMA yang juga telah terjangkit metamorfosis maling. Setiap minggunya pasti ada saja peristiwa kehilangan yang menimpa korbannya. Ada yang handphonenya hilang, uang saku, helm, stabilizer sepeda motor juga hilang dimangsa sang maling. Biasanya, pencurinya tidak lain adalah teman-teman terdekat mereka.

Jika telah memasuki perguruan tinggi maka yang hilang adalah barang-barang dengan nilai tinggi pula, misalnya laptop, uang kost, dan sepeda motor. Sungguh ini merupakan hal yang ironis karena maling berasal dari kalangan pelajar namun tidak terdidik moral dan akhlaknya serta rendah pula tingkat keimanannya.

Dilain tempat banyak pula kasus-kasus pencurian yang terjadi seperti kasus pencurian ayam, raibnya sandal dan kotak amal di masjid. Selain itu, banyak pula pedagang yang tidak jujur dalam mejual barang dagangannya serta para pejabat yang merupakan pengemban amanat yang malah melakukan tindakan korupsi yang sangat merugikan rakyatnya. Dari fenomena-fenomena ini ternyata maling telah bermetamorfosis dari golongan yang paling rendah hingga golongan dengan tingkat yang paling tinggi layaknya telur yang telah menatas menjadi ulat dan bersemayam dalam kepompong dan terbang tinggi layaknya kupu-kupu. Mungkin kalau semua maling itu tertangkap maka lembaga-lembaga permasyarakatan akan penuh diisi oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab ini.

Maling tidak takut hukum

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 362 menyebutkan “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun paling banyak sembilan ratus rupiah.”

Hukum yang ditegakkan di Negara Indonesia sepertinya tidak mampu untuk megurangi jumlah pencuri di Indonesia. Hal ini karena para pencuri hanya takut jika mereka ketahuan mencuri. Jika mereka berhasil mencuri maka mereka siap beraksi lagi dengan strategi yang amat dahsyat untuk mengelabuhi korbannya.

Rezeki adalah ketetapan Allah

Kebanyakan para maling bukan tidak takut pada hukum yang berlaku akan tetapi mereka tidak menyadari janji Allah tentang rezeki yang telah ditetapkanNya untuk seluruh manusia di bumi ini.

dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Surah Hud, ayat 6)

“Allah-lah yang menyempit dan yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepada kamu dikembalikan” (Surah al-Baqarah, ayat 245).

Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.  Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (Surah Fathir ayat 2-3)

Rezeki yang didapat dari hasil mencuri walaupun nilainya besar maka akan sangat hina dihadapan Allah karena didapatkan dengan cara yang bathil. Berbeda halnya dengan rezeki yang diperoleh dari cara yang baik walaupun sedikit akan sangat mulia dihadapan Allah.

Dalam Surah Ibrahim Ayat 7 Allah Berfirman “Dan (ingatlah) tatakala Rabb mu memberitahu: “Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras”.

Contoh sederhana adalah seorang kuli bangunan mendapatkan uang lima ratus ribu dalam seminggu. Sedangkan seorang pencuri mendapatkan uang lima ratus ribu dalam sehari. Kuli bangunan dan pencuri ini sama-sama mempunyai anak dan istri. Maka mereka membeli kebutuhan pokok berupa susu, beras, sayur, dan bahan makanan lainnya untuk masing-masing keluarga mereka. Makanan yang dimakan oleh keluarga mereka sama rasanya. Susu terasa manis dan nasipun terasa enak. Namun, letak perbedaannya adalah keberkahan Allah untuk kuli bangunan karena mensyukuri nikmat Allah dan lakhnat Allah untuk pencuri yang mencari nafkah dengan cara yang tidak baik.

Hikmah pencurian bagi korban

Adapun hikmah bagi para korban pencurian adalah bahwa Allah telah menegur hambaNya agar senantiasa membersihkan setiap rezeki yang mereka dapatkan dengan cara berinfak dan bersedekah. Selain itu Allah juga menguji kesabaran hambaNya. Karena sering kali manusia lupa akan nikmat Allah ketika mereka telah mendapatkan rezeki. Padahal ketika itu Allah sedang melihat ketaatan hambaNya. Mudah-mudahkan kita senantiasa menjadi orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan bukan orang-orang yang kufur nikmat layaknya seperti para maling. Amien ya rabbal ‘alamin..

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 21, 2014 inci article

 

Tinggalkan komentar