SAYYIDAHMAD KHAN (1817-1898 M)
PEMBAHARUAN PEMIKIRAN SAYYID
AHMAD KHAN
Oleh :
Jhoni Andersen[1]
“Islam adalah fitrah
dan fitrah itu adalah Islam.”[2]
[Sayyid Ahmad Khan]
- A. Pendahuluan
Dalam bahasa Indonesia selalu dipakai kata modern, modernisasi, dan medernisme, seperti umpamanya dalam “aliran-aliran modern dalam Islam” dan “Islam dan modernisasi.”[3]
Kata atau istilah yang lebih dikenal untuk pembaharuan adalah modernisasi.Kata ini muncul dan lahir dari Barat, berawal dari adanya renainsans terkait dengan masalah agama.
Dalam masyarakat Barat kata modernisasi mengandung pengertian pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dankeadaan-keadaan baru yang ditimbulakan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[4]
Modernisasi merupakan proses yang biasanya mengarah pada modernitas, yang berawal ketika suatu masyarakat mulai mengambil sikap ingin tahu mengenai bagaimana orang membuat pilihan, baik itu pilihan moral, pribadi, ekonomi, maupun politik.[5]
Pembaharuan yang dimaksud bukanlah pembaharuan yang dilakuakan terhadap ajaran-ajarannya yang bersifat mutlak, akan tetapi adalah pembaharuan terhadap pola berpikir kepada agamalah yang perlu diperbaharui. Pembaharuan pemikiran terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah Islam itu sendiri, bukan dalam hal-hal dasar atau fundamental dari ajaran Islam itu, tetapi yang perlu diperbaharui adalah penafsiran-penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar Al-Qur’an dan Hadist, sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman.[6]
Dalam konteks zaman modern yang paling akhir, yang menempatkan umat manusia dalam lingkup tarik-menarik antara dua ideologi besar, kapitalisme Barat dan sosialisme Timur, kaum Muslim sering mencari otentisitas dirinya dengan suatu ideologi berdasrkan Islam, jika bukannya malah Islam itu sendiri, yang berada di tengah antara Barat dan Timur.[7]
Pada pertengahan abad ke-18, 1730 M, sampai permulaan abad ke-19, Imperium Mughal di Anak Benua India secara pasti memasuki fase keruntuhannya. Meskipun nama dan bayangannya masih tanpak, khususnya di Delhi untuk setengah abad kemudian, kekuasaannya yang riil telah musnah. Kerajaan-kerajaan kecil, seperti Maratha, Gwalion, Indore, Najpur, Baroda, dan golongan Sikh muncul akibat kerapuhan para penguasa Mughal pasca Aurangzeb.Secara bertahap, namun pasti, akhirnya semuanya dilindas oleh Perusahaan Dagang India Timur (EIC) yang memulai koloninya di Anak Benua India, 1757.
Dengan runtuhnya Imperium Mughal, masyarakat Muslim di Anak Benua tersebut ikut runtuh.Kemegahan budaya, intelektual, dan kekuasaan mereka mundur dengan cepat. Sebaliknya, orang-orang Hindu yang pada masa kejayaan Islam di Anak Benua India itu merupakan kelas bawah, kecuali pada masa akbar, telah mendominasi seluruh sector kehidupan. Tetapi penganakemasan orang-orang Hindu oleh Inggris, serta respons kaum Muslim yang tidak reseptif terhadap kekuasaan dan institusi-institusi Inggris, ditambah dengan ketidakmampuan warisan keagamaan tradisional mereka dalam menjawab tantangan zaman, telah mengakibatkan tenggelamnya masyarakat Islam di Anak Benua India.[8]
Di waktu Inggris telah mulai menanamkan kekuasaannya di India dan kemajuan peradaban barat telah mulai dirasakan rakyat India, baik yang beragama Islam maupun beragama Hindu.Tetapi di antara keduanya tersebut agama Hindu lah yang lebih banyak dipengaruhi oleh peradaban baru itu, sehingga orang Hindu lebih maju dan lebih dapat bekerja di kantor-kantor Inggris.
Keterbelakangan umat Islam di segi-segi vital internal sangat menonjol, kebodohan dari segi IPTEK, kemiskinan ekonomi, ketertinggalan peran-peran politik pemerintahan, bahkan dari segi agama pun terluhat kemunduran dan kemandegan berpikir, terutama berpikir rasional.[9]
Pembaharuan yang dialkukan di India merupakan suatu identifikasi dari umat Islam atas kemunduran mereka ketika Inggris datang ke India yang berhasil menggeser tatanan kehidupan umat Islam yang selama tiga abad lebih menguasai India, ke tangan mereka.Kehadiran Inggris di india telah memosisikan umat islam menjadi bangsa yang inferior, bahkan lebih rendah dari Hindu. Kemunduran ini yang ingin diatasi oleh para ulama dan kaum modernis.[10]Salah satunya adalah pembaharuan yang dilakukan oleh Sayyid Ahmad Khan.
- B. Keadaan India Sebelum Datangnya Sayyid Ahmad Khan
Sebelum Sayyid Ahmad Khan juga sudah ada pembaharu-pembaharu Islam Pra-Kemerdekaan India. Yang pertama kali menlakukan pembaharuan adalah Syah Waliyullah(1703-1762 M)[11] sebagai pencetus dan cendikiawan pembaharu Islam di India.Syah Wliyullah ini terkenal dengan ulama reformis dengan pemurnian akidah yang dilakukannya di India.
Selanjutnya gerakan pembaharuan diwarisi oleh putra Syah Wliyullah yakni Abdul Aziz (1746-1823) dengan pendapatnya di bidang politik. Menurutnya,India bukan lagi Darul Islam, melainkan Darul Harb[12] karena telah jatuh ke tangan kafir.
Penerus Abdul Aziz adalah Sayyid Ahmad Balerwi[13] (1786-1831 M).ia sangat terpengaruh ole hide Abdul Aziz sehingga Balerwi ini akhirnya mengubah gerakan pembaharuan menjadi gerakan jihad yang diberi nama gerakan Mujahidin.[14]Dan gerakan Mujahidin inilah yang pertama kali mengarah pada peperangan.Meskipun di peperangan pertama pasukan Mujahidin menang. Akan tetapi, karena pasukan mujahidin lemah, akhirnya pasukan Islam kalah pada peperangan berikuttnya dan Sayyid Ahmad Berlawi tewas pada tahun 1831.
Setalah Sayyid Ahmad Berlawi tewas gerakan Mujahidin pecah menjadi dua golongan. Satu golongan menyatakan berhenti dari jihad dan mengadakan perjuangan melalui pendidikan, dengan alasan keadan pasukan sudah tidak memungkinkan lagi untuk meneruskan jihad, sedangkan segolangan lagi meneruskan jihad di bawah pimpinan Maulavi Inayat Ali yang akhirnya juga tewas dalam peperangan.[15]
Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal sebagai akibat dari pemberontakan 1857 muncullah Sayyid Ahmad Khan untuk memimpin umat Islam di India, yang telah kena pukul itu untuk dapat berdiri dan maju kembali.
- C. Riwayat Hidup Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan dilahirkan di Delhi tanggal 17 Oktober 1817 dan menurut keterangan ia berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah bin Ali. Neneknya Sayyid Hadi, adalah pembesar istana di zaman Alamghir II (1754-1759). Ia mendapat pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama. Selain bahasa arab, ia juga belajar bahasa Persia dan sejarah. Ia orang yang rajin membaca dan selalu memperluas pengetahuan dengan menelaah berbagai bidang ilmu pengetahuan.[16]
Nenek-moyang Syed Ahmad berasal dari Persia. Mereka terkenal satria, dan ketangkasan mereka di medan perang seing dipuji. Kakeknya menjabat komandan militer. Ayahnya Mir Muttaqi, pertapa saleh[17], yang berpengaruh besar di istana kaisar, Mongol Akbar Shah II. Setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada kekaisaran Mongol, Mir Muttaqi menghabiskan hamper seluruh waktunya bersama Shah Gulam Ali, seorang suci Mujaddid pada masa itu. Tidak heran kalau Syed Ahmad muda menjadi muslim yang sangat saleh karena ajaran Shah Gulam Ali. Ia belajar ilmu kenegaran dan diperkenalkan pada kebudayaan Barat oleh kakek dari ibunya, Khwaja Fariduddin, yang selama delapan tahun menjadi perdana menteri pada Kaisar Mongol Akbar II.[18]
Pada 1837, setahun setelah ayahnya meninggal, ia menjadi serichtedar (pembaca) di istana. Bahadur Shah, Kaisar Mongol tituler yang terakhir, menganugerahkan kepada Syed Ahmad sejumlah title kakeknya dan kedudukan di Istana. Syed Ahmad, yang telah meramalkan kejatuhan Mongol, memilih berdinas pada Inggris. Pada 1841 ia diangkat menjadi “munishf”, pegawai peradilan, dan ditempatkan di Fetehpur Sikri.[19]
Sewktu berusia delapan belas tahun, ia memasuki lapangan pekerjaan pada Serikat India Timur. Kemudian bekerja sebagai hakim.Selain pekerjaan itu, ia juga amat cakap dalam menulis dan mengarang salah satu karyanya yang mengantarkan namanya menjadi terkenal adalah Ahtar Al-Sanadid.[20]
Di tahun 1846, ia pulang kembali ke Delhi karena kakaknya meninggal dunia, dan agar dapat memeperhatikan urusan-urusan keluarga Sayyid Ahmad meneruskan studinya di Delhi.[21]
Perhatiannya dalam masalah-masalah agamamakin besar dari waktu ke waktu, tetapi untung sekali ia dapat keluar dari polemik-polemik sehariannya dan berbakti lagi dengan khazanah keindahan sejarah. Pada tahun 1855, ia dipindahkan ke Bijnore dan disini ia mulai menyunting dan menerbitkan karangan-karangan penting tentang sejarah Islam di India diantaranya buku Ain’I Akbari dan tulisan-tulisan sejarah lainnya.[22]
Di masa pemberontakan 1857, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan, seingga ia dikatakan telah banyak menolong orang Inggris dan dianggap telah banyak berjasa bagi mereka. Atas jasanya tersebut, ia dianugerahi gelar Sir di depan namanya, sedangkan hadiah yang diberikan dalam bentuk lain ia tolak.
Hubungan Ahmad Khan dengan pihak Inggris menjadi baik dan ini dipergunakan untuk kepentingan umat Islam India.Pemberontakan 1857 selesai dan Sayyid Ahmad Khan di angkat menjadi orang penting kolonial Inggris.[23]
Pada tahun 1862, Ahmad Khan dipindahkan ke Ghasipur. Disini ia mengajak Himpunan Pendidikan ilmuwan menerjemahkan buku-buku sains dan budaya Barat ke dalam bahasa Urdu. Perkembangan orang India dengan perkembangan ilmu di Barat[24] menurutnya suatu kebutuhan.[25]Setelah minta berhenti sebagai pegawai pemerintah kepada Inggris tahun 1867, ia terjun ke dunia pendidikan dan tahun 1878 ia mendirikan Sekolah Muhammadan Anglo Oriental College (MAOC), di Aligarh India.[26]
Usianya yang panjang, sekitar 80 tahun dapat dibagi dalam 4 periode, yaitu :
- Dua puluh tahun pertama yaitu untuk pendidikan.
- Dua puluh tahun kedua (1837-1857) yaitu sukses menjadi pegawai peradilan di gabungan provinsi.
- Dua puluh tahun kemudian (1857-1877) yaitu aktivitas kesejahteraan umum khususnya untuk pendidikan masyarakat Islam. Pada masa ini ia juga pergi ke Inggris, untuk mendapatkan pendidikan Barat dan tata kerja institute pendidikan.
- Dua puluh tahun terakhir(1877-1898) yaitu masa paling penting, karena ia mendapat reputasi sebagai pemimpin politik dan pendidikan Islam India terbesar selama abad 19. Ia menciptakan saran pendidikan jangka panjang bagi negerinya dengan mendirikan “Muhammadan Anglo Oriental College” (MAOC), di Aligarh dan perhimpunan ilmuwan, serta mengadakan konferensi pendidikan Islam seluruh dunia.[27]
- D. Perjuangan Sayyid Ahmad KhandalamPemberontakan 1857
Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal sebagai akibat dari pemberontakan 1857 muncullah Sayid Ahmad Khan untuk memimpin umat Islam di India, yang telah kena pukul itu untuk dapat berdiri dan maju kembali sebagai di masa lampau.[28]
Sayyid Ahamad Khan berpendapat bahwa meningkatkan kedudukan umat Islam India, hanya dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan Inggris. Sebab saat itu, inggris merupakan penguasa yang menjajah India dan masih mempunyai kekuasaan yang kuat. Menentang kekuasaannya tidak akan membawa kebaikan bagi umat Islam India, bahkan akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India.
Selain dasar ketinggian dan kekuasaan Barat, termasuk yang dimiliki Inggris adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) modern.Bagi umat Islam, untuk dapat maju, juga harus dapat menguasai IPTEK seperti mereka. Jalan yang harus ditempuh umat Islam untuk memperoleh IPTEK yang diperlukan itu bukan bekerja sama dengan Hindu dalam menentang Inggris, tapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan mereka.[29]
Dalam kegiatan sehari-hari beliau adalah seorang pegawai sipil dalam pemerintahan Inggris yang berkuasa di Indiawaktu itu. Akan tetapi lingkungan gerak Ahmad Khanbukan hanya pulang-pergi kantor saja, beliau jauh daripadaitu. Beliau adalah contoh figur pejuang yang tak kenal letih. Seorang teoritis dan sekaligus seorang realis.Penelitiannya yang tajam pada situasi dan kondisi bangsanyayang berada dalam penjajahan Inggris. Pengalaman-pengalaman hidupnya tatkala terjadi perang tahun 1857, dimana kaum Muslimin hancur berantakan dan berada dalam tragedi hidup, semua itu telah menggerakkan Ahmad Khan pada jalan lepasyang mengagumkan.[30]
Ketika itu Ahmad Khan berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan 1857, umat Islam tidak memainkan peranan utama. Untuk itu, ia mengeluarkan pamfletyang mengandung penjelasan tentang hal-hal yang membawa pecahnya pemberontakan 1857. Di antara sebab-sebab yang ia sebut adalah sebagai berikut :
- Investasi Inggris dalam soal keagamaan, seperti pendidikan Kristen yang diberikan kepada yatim piatu di panti-panti yang diasuh oleh Inggris, pembentukan sekolah-sekolah missi Kristen, dan penghapusan pendidikan agama dari perguruan-perguruan tinggi.
- Tidak turut sertanya orang-orang India, baik Islam maupun Hindu, dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat, hal yang akan membawa kepada :
- rakyat India tidak mengetahui tujuan dan niat Inggris. Mereka menganggap Inggris datang untuk mengubah agama mereka menjadi Kristen.
- Pemerintah Inggris tidak mengetahui keluhan-keluhan rakyat India.
- Pemerintah inggris tidak berusaha mengikat tali persahabatan dengan rakyat India, sedang kestabilan dalam pemerintahan bergantung pada hubungan baik dengan rakyat. Sikap tidak menghargai dan menghormati rakyat India, membawa kepada akibat yang tidak baik terutama umat Islam.[31]
Selain tiga butir di atas, perhatian Ahmad Khan yang besar terhadap umat Islam adalah mengenai rasa kecemburuan yang tinggi terhadap sejumlah kemapanan fasilitas yang diberikan oleh Inggris kepada umat lain di India. Dengan sikapnya itu, ia tidak mau mengorbankan umat Islam dan umat lain dalam perjuangannya. Sikap rasa nasionalisme yang mendorong ia lebih mementingkan hal-hal bersifat umum bagi rakyat India.[32]
Dengan diagnosa yang jelas, Ahmad Khan berjuang untukperbaikan-perbaikan yang menyeluruh. Lebih dahulu beliaumengajak kaum Muslimin agar bersikap loyal kepada penguasaInggris. Beliau memberi contoh bagaimana nabi Yusuf a.s.bersikap Ioyal bahkan duduk dalam pemerintahan Fir’aun yang kafir. Bagi Ahmad Khan, suatu bangsa yang dikalahkanharus menyiapkan waktu yang lama untuk dapat tegak kembali,dan hal ini tidak cukup dijalani hanya dengan satu jalankekerasan saja, melainkan suatu perjalanan damai yang efektif haruslah ditempuh.[33]
Dalam pada itu ia mengakui bahwa di antara golongan Islam yang turut dalam “Pemberontakan 1857” ada yang melakukan perbuatan-perbuatan tidak baik dan tercela, dan perbuatan-perbuatan itu ia cap sebagai perbuatan kriminal. Tetapi kalau hanya segolongan umat Islam yang bersalah tidaklah pada tempatnya untuk menganggap semua umat Islam India bersalah. Tidak pada tempatnya pihak Inggris menaruh rasa curiga terhadap umat Islam India.
Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang ditunjukkan terhadap Inggris, Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam mengubah pandangan Inggris terhadap umat Islam India. Dan sementara itu kepada umat Islam ia anjurkan supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan Inggris. Cita-citanya untuk menjalin hubungan baik dengan Inggris dan umat Islam, agar umat Islam dapat ditolong dari kemundurannya telah dapat diwujudkan dimasa hidupnya.[34]
Tragedi 1857 itu melahirkan bukunya :Ashab-i-Baghawah-i-Hind[35]. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Sir Auckland Colin dengan bantuan Kolonel Gnahaw, seorang pemuja Ahmad Khan. Dalam buku ini, yang dianggap sebagai piagam kemerdekaan India, Ahmad Khan secara tegas dan berani mengkritik sikap orang Inggris terhadap para pemberontak dan patriot India.[36]
Cara-cara beliau dalam perjuangannya menghadapi kolonialisme Inggris merupakanjalan terbaik dan konstruktif yang benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh kaum Muslimin India serta generasi sesudahnya.[37]
- E. Ide Pemikiran Sayyid Ahmad Khan
- 1. Di bidang Pendidikan dan kebudayaan
Tentang karya-karya Sayid Ahmad Khan, Browne menulis, ‘pengetahuannya luas sekali.Ia secara khusus menguasai filsafat kuno, falsafah sejarah, sejarah dan kebudaayaan Islam. Ia belajar bahasa Perancis tanpa guru dalam waktu tiga bulan, namu cukup baginya untuk memahami dan menerjemahkan. Ia mampu berbahasa Arab, Turki, Persia dan Afghan, serta sedikit bahasa Inggris dan Rusia. Buku-buku Arab dan Persia adalah kegemarannya.[38]
Sayyid Ahmad Khan termasuk salah seorang yang memiliki jasa besar terhadap bahasa Urdu.Sebelum bahasa Urdu[39] adalah bahasa yang ketinggalan zaman, tidak ada isinya, dan memadai untuk membahas berbagai kajian ilmiah dan topik-topik modern lainnya.Dia bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan bahasa ini menjadi alat dalam pembahasan topik-topik tersebut.Dia membuat istilah-istilah yang memudahkan kerja para pengarang dalam bidang politik, sosial, dan lainnya meskipun harus berkorban menempatkan pola yang di buat-buat tetapi tetap mempertahankan kekuatan, kelancaran, dan kejernihan bahasanya, serta memperluas makna-makna yang dikandungnya.[40]
Sayyid Ahmad Khan merupakan pionir umat Muslim India mengenai pendidikan modern bagi laki-laki, tetapi membiarkan pendidikan perempuan tidak terurus. Tesisnya adalah apabila laki-laki sudah menerima pendidikan, maka ia akan mendidik para wanita. Ia bahkan menyatakan bahwa pendidikan semi-agamis tradisional yang di terima oleh para gadis di rumah sudah cukup bagi mereka.[41]Ahmad Khan tidak pernah menikah, dan agaknya tidak tergugah oleh daya tarik wanita.[42]
Pemikiran Ahmad Khan di bidang keislaman antara lain, ia melihat bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di Barat.Dasar peradaban baru adalah IPTEK Barat dan bangsa Eropa yang mengolah sedemikian rupa IPTEK untuk memudahkan mewujudkan keinginan-keinginan mereka, termasuk dalam menaklukkan umat Islam.Penaklukan dapat dilakukan dengan dengan mudah, karena umat Islam tidak memiliki kelebihan di bidang yang dikuasai Bangsa Barat.[43]
Ahmad Khan sangat beruntung, karena di antara sekian banyak umat Islam pada saat itu, dialah yang kebetulan diberikan pembiayaan oleh pemerintah Inggris untuk mengadakan lawatan ke Inggris dalam usaha mendapatkan bahan informaasi sehubungan dengan usaha-usahanya membantu Inggris dalam berhubungan dengan umat Islam. Di inggris ia dapat mengadakan perbandingan atas kemajuan yang dicapai Barat, baik tingkat pendidikan, penghargaan terhadap IPTEK, gaya hidup, dan sebagainya yang berkenaan dengan peradabannya. Menurutnya, wajar bila Inggris maju, dan umat Islam mundur, karena masing-masing berbeda dalam gaya hidup. Berdasarkan pengamatannya itulah yang mendorongnya menulis sejumlah buku agar umat Islam belajar banyak dengan Inggris dalam mencapai kemajuan-kemajuan hidup.[44]
Bidang umumlain yang digelutinya adalah pendidikan. Setelah minta berhenti sebagai pegawai pemerintah kepada Inggris tahun 1867, ia terjun ke dunia pendidikan dan tahun 1878 ia mendirikan Sekolah Muhammadan Anglo Oriental College (MAOC), di Aligarh India. Menurut L.H. Qureshi, lembaga pendidikan ini merupakan karya Ahmad Khan yang paling bersejarah dan berpengaruh dalam usaha memajukan umat Islam India.Sehingga peranannya dalam kebangkitan umat Islam betul-betul luar biasa. Jika tidak ada sekolah ini[45], umat Islam di India jauh ketinggalan dibandingkan dengan umat lain.[46]
Lembaga pendidikan tersebut berkembang dan mempunyai peranan yang menentukan dalam sejarah umat Islam India, terutama dalam membentuk mentalitas pembaru. Sungguh tidak beralasan, kalau ada tang mengatakan bahwa cita-cita Ahmad Khan dalam bekerja sama dengan Inggris merupakan motivasi pribadi, tanpa ada ghirah[47] beragama. Justru lembaga pendidikan tersebut yang memberikan inspirasi keislaman yang kuat bagi tokoh-tokoh yang mau membentuk Negara Islam Pakistan.
Ia membentuk Panitia Konferensi dan mengadakan Mohammadan education conference pada tahun 1886. Konferensi diadakan dalam rangka system pendidikan nasional India yang seragam seluruhnya.Dengan dasar itu, pendidikan Islam modern di India dapat memberikan keseimbangan dengan pendidikan-pendidikan modern yang ada disana, yang terlebih dahulu didirikan oleh pemerintah Inggris.
Beberapa karya Ahmad Khan yang terkenal sebagai bagian ide pembaharuan, salah satunya, yaitu Tahzibul Akhlaq ‘Ala Dahriyyin.Namun, secara umum kurang relevan dengan pembaharu saat ini.Karya-karya yang disebutkan itu dinilai mempunyai makna trendpada masanya, sehingga dianggap berbeda dari pemikiran yang berkembang saat ini.
Sebagai puncak pengkuan dunia (Barat) atas jasa-jasanya, Universitas Eindenburg memberikan gelar Doktor Honoris Cause dalam bidang hokum pada tahun 1889.Barat mengakui prestasi ilmiahnya, terutama jasanya yang tak ternilai mengangkat citra umat Islam dengan pemikiran-pemikiran di bidang hukum Islam dan pembaharuan lainnya secara umum.[48]
Ketika Komisaris pembagian Benares, tuan Shakespeare,sahabat beliau, menawarkan sebidang tanah serta uang untukdiri beliau dan keluarga, Syed Ahmad Khan dengan tegasmenolak pemberian itu, bahkan beliau merasa tersinggungserta tertusuk hati.
“Bagaimana saya harus menerima hadiah itu, kata beliau
dalam pidatonya tanggal 28 Desember I889, ketika
membuka konperensi pendidikan bagi semua muslim India,
bagaimana saya harus menjadi tuan tanah, padahal itulah
penghinaan vang berat buat saya, justru di saat
bangsaku berada dalam penderitaan yang hebat.”
Apa yang telah beliau tempuh sebagai suatu cara terbaikkonstruktif serta sangat dirasakan manfaatnya oleh bangsaIslam India, ialah dibinanya suatu pendidikan yangmenyeluruh bagi semua tingkatan Muslimin. Ketika beliaupindah dari Ghazipur ke Aligarh pada bulan April 1864, SyedAhmad Khan memindahkan seluruh kekayaan yang dimilikinya dandiserahkan untuk masyarakat ilmu pengetahuan Aligarh.[49]
2. Aligarh sebagai lembaga pendidikan dan pemikiran politik
Aligarh didirikan untuk mengabdikan pikiran-pikiran Ahmad Khan serta sebagai upaya mengubah mental umat Islam India agar mereka dinamis dan dapat merespons kultur modern Barat-Inggris. Oleh karena itu, kurikulumnya pun merupakan perpaduan ilmu-ilmu keislaman dan bahasa Inggris.Keberhasilan Universitas ini bukan bersandar pada kurikulumnya, tetapi bersandar pada aspek moral dan sosial yang disampaikan kepada para mahasiswanya.
Perguruan tinggi ini mengutamakan pembentukan manajerial skillmahasiswanya.Sejumlah lapangan olahraga sengaja diciptakan sesuai dengan jmlah kelas, yang bertujuan untuk menjadi tempat pelatihan bagi generasi baru Islam.
Aligarh mengembangkan beberapa kecakapan seperti :
- Kecakapan verbal
- Kepercayaan diri
- Sifat solidaritas
- Gaya kepemimpinan[50]
Aligarh Muslim University adalah wujud karya nyata cendikiawan Muslim India yang menerobos pakem di Negaranya, sistem sekolah ini mengadopsi konsep pendidikan modern bagi generasi muda.Kiprah perguruan tinggi inilah yang membuat Ahmad Khan dijuluki sebagai bapak pendidikan moderen India.Sejumlah tokoh penting pernah mempunyai sangkutan sejarah dengan perguruan tinggi ini, misalnya tokoh pergerakan nomor satu India mahatma Gandhi dan Ishwari Prasad.Mantan presiden India, Zakir Husain dan presiden Maldives, Abdul Ghayom juga pernah tercatat sebagai siswa perguruan tinggi ini.[51]
Karena universitas Aligarh sangat Barat sentris, hal itu terlihat pada susunan kepengurusannya yang banyak di pegang oleh orang Inggris, terutama jabatan direktur.Ditambah dengan pemahaman Islamnya yang ultra-modern.Namun, pelaksanaan ibadah, terutama shalat dan puasa tetap diperkuat sehingga Aligarh menjadi popular di mata masyarakat dan ulama di India.
Visi politik Aligarh yang di bangun oleh Ahmad Khan setelah Partai Kongres Nasional didirikan pada tahun 1885. Pandangan politiknya adalah umat Islam merupakan satu umat yang tidak bisa membentuk negara yang bersatu dengan agama Hindu. Umat Islam harus mempunyai negara sendiri. Bersatu dengan umat Hindu dalam satu negara setelah ditinggalkan Inggris akan membuat umat Islam yang tingkat kemajuannya rendah akan ditelan umat Hindu yang mayoritas dan tingkat kemajuannya lebih tinggi. Dari sini bibit paham ide pembentukan Pakistan pada abad ke- 20.
politik ketergantungan terhadap Inggris, seperti yang dilakukan Ahmad Khan dan diubah oleh Vigar Al-Mulk[52] setelah peristiwa pembatalan rencana pembagian Bengal menjadi dua daerah pemilihan, yaitu pemilihan Islam dan pemilihan Hindu. Pembatalan ini sangat menyinggung perasaan dan menyakiti hati umat Isalam. Oleh karena itu, Ahmad Khan mengubah haluan politiknya dan menyatakan bahwa India bukan lagi tempat orang Islam menggantungkan nasib kepada Inggris seperti dahulunya.[53]
Peran politik Aligarh, lebih diperjelas lagi oleh para alimninya, dengan mendidrikan All-India Muslim League (Liga Muslim India) pada tahun 1906. Partai ini menuntut pemerintahan sendiri umat Islam India. Penegasan ini dipublikasikan oleh Muhammad Ali, seorang alumni Aligarh, dalam karya jurnalistiknya, Comrade.Posisi liga Muslimin India semakin kuat setelah mendapat dukungan dari Vigar Al-Muluk, pimpinan Aligarh pada saat itu.Dukungan ini muncul setelah Inggris membatalkan daerah pemilihan di Bengal secara terpisah.[54]
Pemikiran pembaharuan yang di mulai sejak Syah Waliyullah pada akhir abad ke-18, kemudian dilanjutkan oleh Sayid Ahmad Khan dengan membentuk suatu lembaga pendidikan Aligarh yang menjadi sumber politik bagi umat Islam India.
- 3. Di bidang agama dan hukum alam
Menurut Sayyid Ahmad Khan IPTEK modern adalah hasil olah pemikiran manusia, karena itu dunia Barat mendapat penghargaan yang tinggi.Kalau umat Islam mau maju harus menghargai akal pikiran. Sayyid Ahmad Khan sangat menghargai akal pikiran rasional, walaupun ia percaya bahwa kekuatan dan kebebasan serta kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan perbuatan, akan diserahkan sepenuhnya kepada manusia itu sendiri. Dengan kata lain, ia mempunyai paham Qadariah[55] (free will and free act) dan tidak berpaham Jabariyah[56] atau Fatalisme.
Terhadap hukum alam, menurutnya, tidak banyak yang dapat ditemukan secara langsung di dalam Alquran dan Sunnah.Begitu juga tentang hubungan manusia dengan manusia, dalam perilaku ekonomi, sosial-budaya yang banyak diungkapkannya, hanyalah gambaran masyarakat primitif zaman nabi, maka untuk zaman sekarang hal-hal itu tidak sesuai lagi dengan tuntunan zaman.Itulah sebabnya dalam masalah umum dan duniawi, umat Islam harus belajar banyak kepada Barat dan menerima kebudayaan mereka yang saat ini dianggap sangat maju kalau umat Islam ingin seperti mereka.[57]
Pemikiran Ahmad Khan di bidang agama, antara lain tentang hukum alam (nature). Menurutnya, hubungan Tuhan dengan manusia itu laksana hubungan arloji dengan pembuatnya. Arloji akan berjalan terus secara mekanik tanpa ada hubungan lagi dengan si pembuat. Apa yang diprogramkan si pembuat itulah ketetapan yang mesti dijalaninya. Bagian-bagian dalam mesin arloji itulah yang menjalankan fungsinya. Begitu juga dengan manusia, ia tidak berbeda dengan arloji. Manusia akan bergerak secara mekanis sesuai dengan hukum alam itu, yang secara tidak langsung tidak lagi berhubungan dengan si pembuat, terutama dalam menjalankan fungsi-fungsi yang sudah digariskannya.[58]
Ahmad Khan mengajak manusia untuk kembali ke “alam”, dengan alasan bahwa bangsa Eropa tidak akan maju peradabannya dan tidak akan memiliki ilmu pengetahuan, kerendahan hati dan kekuatan yang begitu tinggi kecuali dengan membuang agama dan kembali kepada maksud agama yang sebenarnya, yaitu menyelidiki nature (alam). Itulah pendapatnya.
Sistem penafsiran Ahmad Khan terhadap Al Qur’an didasarkan atas dasar nature (alam), yang menentang adanya Mu’jizat dan hal-hal yang ada diluar kebiasaan. Maka ia menyatakan bahwa “kenabian” adalah tujuan yang dapat diperoleh dengan jalan latihan jiwa (Riyadloh Nafsiyah), tujuan tersebut adalah alami dan manusiawi, dan caranya pun manusiawi tidak luar biasa. Namun demikian ia mengakui Muhammad sebagai penutup Risalah Ilahi.
Ketika menerangkan ayat tentang peperangan, ia melemahkan kewajiban jihad pada masa yang akan datang. Dan ayat yang berhubungan dengan Ahlul Kitab, ia tafsirkan bahwa tak ada jarak antara ahlul kitab dan ummat Islam. Ia mengajak kerja sama antara orang-orang Islam dan orang-orang Barat, ia mengajak kepada Humanisme Agama yakni kemanusiaan yang dianjurkan oleh semua agama samawi. Dalam konsep tersebut tak ada perbedaan negara, bangsa, agama, dan paham.Dengan demikian Ahmad Khan memiliki jasa di bidang politik dan pendidikan disertai motivasi pembaharuan agama.[59]
Ahmad Khan termasuk pemikir rasionalis dan sebagai tokoh pergrakan reformasi keagamaan. Sebagian besar pemikiran-pemikirannya cenderung memberikan porsi lebih besar atas daya pikir logis, sehingga sesuatu yang kurang logis tidak bisa diterima begitu saja, termasuk cara ia menelaah dan memberi interpretasi terhadap Alquran dan Hadis, cenderung mengarah kepada pemikiran rasional. Sejalan dengan hal tersebut, ia sangat melarang orang Islam bertaklid.
Larangan Islam bertaklid[60] karena pendapat ulama masa lampau yang didasarkan pada pemahaman zaman itubelum tentu sesuai dengan keadaan zaman sekarang dan sikap taklid akan mengakibatkan ketertinggalan. Selain itu, taklid bertentangan dengan tabiat akal, sebab akal diberikan oleh oleh Allah agar manusia menyesuaikan diri dengankondisi hidup yang melingkupinya, akal juga mrupakan sumber petunjuk dalam hidup manusia.
Jika akal dipaksa untuk berhenti padamasa tertentu, maka hal itu menyalahi tabiat akal dan telah menghentikan fungsinya.Taklid juga bertentangan dengan tabiat kehidupan, sebab tabiatkehidupan adalah perubahan dan perkembangan. Taklid juga bertentatangan dengan tabiat dasar-dasar Islam, tabiat dasar Islam tidak mengenal waktu dan tempat. ia untuk seluruh manusia kapan dan dimana saja.
Pemikiran rasional Ahmad Khan tersebut merupakan suatu pelajaran bagi umat Islam bahwa Tuhan telah menganugerahkan daya kekuatan, diantaranya daya berpikir, yamg disebut akal, dan daya fisik untuk mewujudkan kehendaknya shingga manusia mempunyai kebebasan untuk mewujudkan daya yang dimilikinya sesuai dengan apa yang diberikan Tuhan kepadanya. Pemikiran Ahmad Khan mengenai pengetahuan berdasrkan nature (fisika), menunjukkan bahwa Ahmad Khan sebagai pemikir yang menerapkan apa yang menjadi keyakinannya.[61]
Sayyid Ahmad Khan memiliki pengetahuan yang banyak tentangdoktrin-doktrin Babisme, dan terdapat kaum Babis di antara rekan-rekannya dalam politik dan para pengikutnya. Tetapi, ia memandang Babisme sebagai bahaya bagi komunitas, karena sebagaimana cabang-cabang pada paham Syi’ah, paham ini mengganti doktrin emanasi untuk kenabian, sehingga mengaburkan perbedaan antara Pencipta dan makhluk. Sementara pada saat yang sama Babisme meyakini bahwa nabi-nabi masih terus diturunkan ke dunia, dan bahwa Muhammad bukanlah nabi terakhir dan terbesar.
Sedangkan menurut Ahmad Khan setelah kunjungannya ke Inggris mengatakan dengan ajaran Islam barunya yang diberi nama “ Naisya Riyyah” (diambil dari kata dalam bahasa inggris “Nature”).ia mengjarkan bahwa Al-Qur’an adalah satu-satunya bagian yang penting dalam Islam, Syariah bukanlah hal yang pokok dalam agama, Al-Qur’an harus ditafsirkan sesuai dengan nalar dan alam serta tidak ada apapun yang mampu mengatasi dunia alam karna manusia adalah hakim bagi semua hal.[62]
Ahmad Khan jugaberpendapat bahwa :
- Dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah sistem monogami, dan bukan sistem poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama’-ulama’ dizaman itu. Poligami adalah pengecualian bagi system monogamy itu. Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu.
- Hukum pemotongan tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib dilaksanakan, tetapi hanya merupakan hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Disamping hukum potong tangan terdapat hukum penjara bagi pencuri.
- Perbudakan yang disebut dalam Al Qur’an hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya kota Makkah, perbudakan tidak dibolehkan lagi dalam Islam.
- Tujuan sebenarnya dari do’a ialah merasakan kehadiran Tuhan, dengan lain kata do’a diperlukan untuk urusan spiritual dan ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan do’a adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan do’a tanpa usaha sama saja dengan dusta dan tidak akan dikabulkan Tuhan.[63]
- Hukum perempuan dibenarkan untuk agresi dalam perang suci atau jihad.
- Bank modern, transaksi perdagangan, pinjaman, serta perdagangan internasional yang meliputi ekonomi modern, meskipun di situ ada pembayaran bunga, tidaklah dianggap sebagai riba karena hal itu tidak bertentangan dengan hukum Al-Qur’an.[64]
Meskipun sikap Syed Ahmad Khan cendrung pada kebudayaan Inggris, beliau tidak pernahmenyembunyikan kepribadian Muslimnya. Terhadap Missionaris-missionaris Kristen yang berusaha menggoncangkaniman generasi muda Islam, beliau tidak tanggung-tanggungmelawannya.
Ketika Sir Muir menerbitkan tulisannya tentangpribadi Nabi Muhammad SAW. sebanyak empat jilid, dimanaisinya merupakan senjata penghinaan terhadap Islam danRasul-Nya, sehingga kitab Muir tersebut dipakai oleh Dr.Pfandar, seorang zending Kristen yang militan, untuk mengkocar-kacirkan pemuda-pemuda Islam, maka segerabangkitlah Syed Ahmad Khan dengan sanggahan-sanggahan yanggemilang. Beliau telah terbitkan jawaban-jawaban atastulisan Muir itu, dengan judul: Al-Khutbat -Ul-Ahmadiyah,yang merupakan senjata pengobrak-abrik dasar-dasar daritulisan Muir.
Alam, demikan Sayid Ahmad Khan selanjutnya, berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam yang tekah ditentukan Tuhan itu.Segalanya dalam alam terjadi menurut sebab akibat. Kalau ada sesuatu yang terputus hubungannya dengan sebab pertama, wujud sesuatu itu akan lenyap.
Karena kuat kepercayaannya pada hukum alam dan kerasnya ia mempertahankan konsep hukum alam, ia dianggap kafir oleh golongan Islam yang belum dapat menerima ide-idenya.
Bagi mereka percaya kepada hukum alam mesti membawa kepada paham naturalisme dan materialisme, yang akhirnya membawa pula kepada keyakinan tidak adanya Tuhan. Kepadanya diberi nama julukan Nechari, kata Urdu yang berasal dari kata Inggris, nature dalam laws ofnature. Sewaktu Jamaluddin al-Afghani berkunjung ke India di tahun 1869, tuduhan golongan Islam di atas disampaikan kepadanya, dan sebagai jawaban ia keluarkan bukunya yang berjudul Al-Radd ‘Ala al-Dahriyyin ( Jawaban Bagi Kaum Materialisis).[65]
Akhirnya semua perjuangan Ahmad Khan itu berpulang kepada keikhlasannya.Sehingga segala cemoohan, kritik dan bahkan nada melecehkan dalam kerangka Islam dengan tuduhan keluar dari Islam, dan sebagainya dapat ditangkis dengan jawaban perkembangan di kemudian hari yang membuktikan tuduhan itu.[66] Pada tahun 1998, Ahmad Khan tokoh dan pendekar pendidikan Islam modern berpulang ke rahmatullah dengan tenang dalam usia 81 tahun. Ia telah meninggalkan sesuatu yang bernilai abadi dalam perjalanan sejarah pemikiran modern di India dan Dunia Islam sepanjang masa.[67]
- F. Kesimpulan
Sebelum Sayyid Ahmad Khan juga sudah ada pembaharu-pembaharu Islam Pra-Kemerdekaan India. Yang pertama kali menlakukan pembaharuan adalah Syah Waliyullah(1703-1762 M) sebagai pencetus dan cendikiawan pembaharu Islam di India. Syah Wliyullah ini terkenal dengan ulama reformis dengan pemurnian akidah yang dilakukannya di India.
Di bidang pendidikan Sayyid Ahmad Khan termasuk salah seorang yang memiliki jasa besar terhadap bahasa Urdu dan Sayyid Ahmad juga mendirikan Sekolah Muhammadan Anglo Oriental College (MAOC), di Aligarh India demi kemajuan umat muslim India.
Di bidang agama Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa :
- Dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah sistem monogami, dan bukan sistem poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama’-ulama’ dizaman itu. Poligami adalah pengecualian bagi system monogamy itu. Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu.
- Hukum pemotongan tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib dilaksanakan, tetapi hanya merupakan hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Disamping hukum potong tangan terdapat hukum penjara bagi pencuri.
- Perbudakan yang disebut dalam Al Qur’an hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya kota Makkah, perbudakan tidak dibolehkan lagi dalam Islam.
- Tujuan sebenarnya dari do’a ialah merasakan kehadiran Tuhan, dengan lain kata do’a diperlukan untuk urusan spiritual dan ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan do’a adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan do’a tanpa usaha sama saja dengan dusta dan tidak akan dikabulkan Tuhan.
- Hukum perempuan dibenarkan untuk agresi dalam perang suci atau jihad.
- Bank modern, transaksi perdagangan, pinjaman, serta perdagangan internasional yang meliputi ekonomi modern, meskipun di situ ada pembayaran bunga, tidaklah dianggap sebagai riba karena hal itu tidak bertentangan dengan hukum Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Jamil, Seratus Muslim Terkemuka, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003
Al Bahiy, Muhammad, Pemikiran Islam Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986
Ali, Mukti, Alam Pemikiran Islam Modern Di India dan Pakistan, Bandung :
Mizan, 1996
Amin, Husayn Ahmad, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 1997
Asmuni, Yusran, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam
Dunia Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995
Cooper , John Dkk., Pemikiran Islam dari Sayyid Ahmad Khan hingga Nasr Hamid
Abu Zayd, Jakarta : Erlangga,2002
Departemen Agama RI, Ensklopedi Islam, Jakarta, 1993
Donohue ,John J. dan Esposito, John L., Islam dan Pembaharuan, Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada, 1995
Hamid , Abdul, Pemikiran Modern Dalam Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010
Hourani, Albert, Pemikiran Liberal di Dunia Arab, Bandung : Mizan, 2004
Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Paramadina dan PT.
Dian Rakyat, 2005
Munawir, Imam, Mengenal Pribadi 30 Pendekar da Pemikir Islam dari Masa ke
Masa, Surabaya : Bina Ilmu, 1995
Nasution , Harun, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
Jakarta : Bulan Bintang, 2003
Nasution, Harun, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan,
Jakarta: UI-Press, 1986
Rosihan , Anwar , Aqidah Akhlak, Bandung : Pustaka Setia, 2008
Sani , Abdul, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam,
Jakarta : PT Grafindo Persada, 1998
http//www/google.com
http//www.google.co.id
http//www.wikipedia.com
http//www.yahoo.com
http//www.republika.co.id.html
[1] Penulis adalah mahasiswa UIN SUSKA RIAU yang sedang menjalani Pendidikan S1 pada fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.
[2] John J. Donohue dan John L. Esposito, Islam dan Pembaharuan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 64
[3] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hal. 3
[4] Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 1
[5] John Cooper Dkk, Pemikiran Islam dari Sayyid Ahmad Khan hingga Nasr Hamid Abu Zayd, (Jakarta : Erlangga,2002), hal. xiii
[6] Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 2-3
[7] Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban,(Jakarta : Paramadina dan PT. Dian Rakyat, 2005), hal. 513
[8] Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 155-156
[9] Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1998), hal. 135
[10] Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 157
[11]Nama asli dari Syah Waliyullah adalah Syah Ibn Abdurrahim al-Dihlawi.
[12] Umat Islam jika dihadapkan pada terminologi Darul Harb harus mengambil dua sikap yaitu meninggalkan Darul Harb(hijrah) atau memerangi Darul Harb.
[13] Terkenal dengan nama Sayyid Ahmad Syahid.
[14]Gerakan mujahidin ini berusaha mengembalikan daerah-daerah yang telah melepaskan diri menjadi kerajaan-kerajaan kecil seperti suku Sikh, bahkan orang-orang Sikh pernah menguasai banyak daerah Muslim.
[15] Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 157-158
[16] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hal.158
[17]Pertapa saleh adalah sebutan bagi orang yang saleh atau kuat keagamaannya.
[18] Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003), hal. 324
[19] Fetehpur Sikri adalah sebuah kota bersejarah di India. Dalam pada itu, kekaisaran Mongol makin kurang berarti sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan Islam, tapi Delhi masih mempunyai beberapa cendikiawan terkenal. Di antaranya, penyair seperti Golib, momin dan Zang, administrator seperti Nawab Ahmad Bakhsah dan Nawab Aminuddin dari Lahore, dan dermawan seperti hakim Mahmud Khan dan Nawab Mustafa Khan. Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003), hal. 324
[20] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 106
[21] Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern Di India dan Pakistan, (Bandung : Mizan, 1996),
hal. 56
[22] Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern Di India dan Pakistan, (Bandung : Mizan, 1996),
hal. 58
[23]Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 106
[24]Sebelumnya di tahun 1869 Sayid Ahmad Khan telah berkunjung ke Inggris, antara lain untuk mempelajari sistem pendidikan Barat. Sekembalinya dari kunjungan itu ia membentuk panitia Peningkatan Pendidikan Umat Islam. Salah satu tujuan Panitia adalah menyelidiki sebabnya umat Islam India sedikit sekali memasuki sekolah-sekolah Pemerintah.
[25] Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003), hal. 326
[26] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 110. Lihat juga Departemen Agama RI, Ensklopedi Islam, (Jakarta, 1993), hal. 85-86
[27] Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003), hal. 325
[28] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hal.158
[29] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 107
[30] http//www.wikipedia.com
[31] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hal.159
[32] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 108
[33] http//www/google.com
[34] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hal.160
[35]Ashab-i-Baghawah-i-Hind artinya sebab-sebab pemberontakan India.
[36] Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003), hal. 326
[37] http//www.google.com
[38] Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003), hal. 323
[39]Tokoh-tokoh Pujangga besar Urdu seperti Nasir Ahmad, Shibli,Hali, Zakaullah, Wahiduddin Salim, Abdul Halim Sharar, Dr.Maulvi Abdul Haq, Zafar Ali Khan, Hazrat Mohani, danlain-lain adalah alumni-alumni Universitas Aligarh syedAhmad Khan. Serta Pujangga besar Pakistan, DR. Mohammad Iqbal juga terinspirasi dengan bahasa ini.
[40] Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1997), hal. 298
[41] Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern Di India dan Pakistan, (Bandung : Mizan, 1996),
hal. 103
[42] Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2003), hal. 323
[43] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 107-108
[44] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 109
[45] Sekolah Muhammadan Anglo Oriental College (MAOC), di Aligarh India
[46] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 111
[47] Ghirah adalah dorongan beragama
[48] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 111
[49] http//www.google.com
[50] Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 164
[51]Perguruan tinggi ini memiliki 12 fakultas yang semuanya diunggulkan, yaitu seni budaya, ilmu sosial,sa in s,Life Sciences, bisnis, teknik dan teknologi, kedokteran, pengobatan tradisional, hukum, pertanian, manajemen, dan teologi. Saat ini, mahasiswa di Aligarh datang dari seluruh dunia, terutama Asia Barat, Asia Tenggara dan Afrika.Adapun para mahasiswanya tinggal dalam asrama (www.republika.co.id.html).
[52]Vigar Al-Mulk adalah anak angkat Ahmad Khan.
[53]Pada tahun 1905, Inggris membagi wilayah Bengal sedemikian rupa, sehingga terbentuklah provinsi bagian Timur yang penduduknya mayoritas Islam. Pada tahun 1906, delegasi pemuka Muslim Aligarh mengusulkan kepada Pangeran Inggris, Lord Minto, untuk mengadakan pembagian wilayah warga Muslim terpisah, dan raja mengabulkan dengan dikeluarkannya peraturan yang mengakui pemilihan terpisah tersebut pada tahun 1909. Akan tetapi pada tahun 1911 orang Hindu membatalkan perjanjian tersebut secara tiba-tiba. Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 165
[54] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hal.177. lihat juga Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 165
[55]Penamaan aliran Qadariyah didasarkan pada pandangan kelompok ini yang percaya akan tidak adanya intervensi Tuhan terhadap perbuatan manusia. Kata Qadara berasal dari bahasa Arab, artinya kemampuan, kekuatan, memutuskan. Dalam bahasa Inggris, sering disebut dengan istilah free will atau free act (kebebasan berkehendak dan kebebasan berbuat). Arti Qadariyah secara terminologis adalah satu aliran yang percaya akan kebebasan manusia bertindak dan menentukan pilihan perbuatan tanpa peran Tuhan. Setiap manusia adalah pencipta bagi perbuatannya, dengan demikian, kita dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.Manusia memiliki qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dikutip dari makalah pemikiran teologi Islam oleh Khoirul Adysmar, Jhoni Andersen , dan Rudini pada hal. 4. Lihat juga, Anwar Rosihan, Aqidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hal. 70
[56]Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah.Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan.Ada yang mengistilahlkan bahwa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan sebagai dalangnya.Dikutip dari makalah pemikiran teologi Islam oleh Khoirul Adysmar, Jhoni Andersen , dan Rudini pada hal. 9. Lihat juga, Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI-Press, 1986), cet ke-5, hal. 1
[57] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 111
[58]Departemen Agama RI, Ensklopedi Islam, (Jakarta : 1993), hal. 85-86. Lihat juga Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 111
[59]Muhammad Al Bahiy, Pemikiran Islam Modern, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), hal.8
[60]Taklid adalah pemahaman zaman dahulu yang tidak sesuai dengan zaman modern.
[61] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 112-113
[62] Albert Hourani, Pemikiran Liberal di Dunia Arab, (Bandung : Mizan, 2004), hal. 199-200
[63] http//www.google.co.id
[64] Abdul Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010), hal. 177
[66] Akhmad Taufik Dkk. Sejarah Pemikiran Dan Tokoh Medernisme Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 112
[67] Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1998), hal. 152. Lihat juga Imam Munawir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar da Pemikir Islam dari Masa ke Masa, (Surabaya : Bina Ilmu, 1995), hal. 473