RSS

Arsip Kategori: article

METAMORFOSIS MALING

Metamorfosis adalah istilah dalam ilmu biologi. Metamorfosis yang acap kali kita dengar adalah metamorfosis kupu-kupu, metamorfosis belalang, dan metamorfosis kecoa. Pada metamorfosis kupu-kupu yang pada mulanya diawali dengan telur yang berubah menjadi ulat dan ulatpun menjadi kepompong serta kepompong menjadi kupu-kupu. Ya begitulah proses metamorfosis kupu-kupu pada umumnya. Namun, bagaimana pula dengan metamorfosis maling?

Pada kesempatan ini penulis berusaha menggambarkan bagaimana metamorfosis maling ini bisa terjadi. Berbicara mengenai maling yang merupakan salah satu penyimpangan sosial dan cabang kriminalitas yang paling urgen di Indonesia. Buktinya disetiap berita di stasiun-stasiun TV pasti ada saja berita tentang kasus penurian. Begitu juga di media massa lainnya.

Adapun yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat tulisan ini karena penulis kerap kali menemukan kasus-kasus pencurian terjadi di lingkungan-lingkungan terdekat dengan motif yang berbeda.

Maling ada dimana-mana

Ketika penulis menjemput ibu penulis dari pasar Tangor Kulim pada hari Minggu tanggal 16 Februari 2014 ternyata tas yang digunakan ibu telah sobek terkena goresan gunting si maling. Uang yang ada di dalam tas itupun raib. Diahari yang sama dan waktu yang berbeda ketika penulis shalat Maghrib berjama’ah di Musholla Al-Ikhlas Panam ternyata seorang ibu rumah tangga sempat menarik kerah baju maling yang hendak mengambil dompet pada jok sepeda motornya. Walhasil, maling itu pun kabur dan ibu rumah tangga ini menjerit hingga penulis dan warga sekitar datang ke lokasi kejadian. Akan tetapi si maling sudah kabur entah kemana.

Pada zaman sekarang pencurian adalah kasus yang lumrah terjadi. Seolah-olah maling sudah menjadi profesi dikalangan pelakunya. Dengan berbagai macam umur dan tingkat kedewasaan seseorang telah mendarah daging dalam dirinya profesi sebagai seorang maling. mulai dari anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar misalnya yang membiasakan diri mengambil uang orang tuanya untuk membeli jajan. Selain itu, anak-anak juga sering mengambil buah-buahan tanpa izin pemilik kebun. Bahkan tutup pentil ban sepeda motor pun bisa hilang karena ulah anak-anak ini.

Lain halnya jika kita lihat pula perilaku anak-anak SMP dan SMA yang juga telah terjangkit metamorfosis maling. Setiap minggunya pasti ada saja peristiwa kehilangan yang menimpa korbannya. Ada yang handphonenya hilang, uang saku, helm, stabilizer sepeda motor juga hilang dimangsa sang maling. Biasanya, pencurinya tidak lain adalah teman-teman terdekat mereka.

Jika telah memasuki perguruan tinggi maka yang hilang adalah barang-barang dengan nilai tinggi pula, misalnya laptop, uang kost, dan sepeda motor. Sungguh ini merupakan hal yang ironis karena maling berasal dari kalangan pelajar namun tidak terdidik moral dan akhlaknya serta rendah pula tingkat keimanannya.

Dilain tempat banyak pula kasus-kasus pencurian yang terjadi seperti kasus pencurian ayam, raibnya sandal dan kotak amal di masjid. Selain itu, banyak pula pedagang yang tidak jujur dalam mejual barang dagangannya serta para pejabat yang merupakan pengemban amanat yang malah melakukan tindakan korupsi yang sangat merugikan rakyatnya. Dari fenomena-fenomena ini ternyata maling telah bermetamorfosis dari golongan yang paling rendah hingga golongan dengan tingkat yang paling tinggi layaknya telur yang telah menatas menjadi ulat dan bersemayam dalam kepompong dan terbang tinggi layaknya kupu-kupu. Mungkin kalau semua maling itu tertangkap maka lembaga-lembaga permasyarakatan akan penuh diisi oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab ini.

Maling tidak takut hukum

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 362 menyebutkan “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun paling banyak sembilan ratus rupiah.”

Hukum yang ditegakkan di Negara Indonesia sepertinya tidak mampu untuk megurangi jumlah pencuri di Indonesia. Hal ini karena para pencuri hanya takut jika mereka ketahuan mencuri. Jika mereka berhasil mencuri maka mereka siap beraksi lagi dengan strategi yang amat dahsyat untuk mengelabuhi korbannya.

Rezeki adalah ketetapan Allah

Kebanyakan para maling bukan tidak takut pada hukum yang berlaku akan tetapi mereka tidak menyadari janji Allah tentang rezeki yang telah ditetapkanNya untuk seluruh manusia di bumi ini.

dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Surah Hud, ayat 6)

“Allah-lah yang menyempit dan yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepada kamu dikembalikan” (Surah al-Baqarah, ayat 245).

Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.  Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (Surah Fathir ayat 2-3)

Rezeki yang didapat dari hasil mencuri walaupun nilainya besar maka akan sangat hina dihadapan Allah karena didapatkan dengan cara yang bathil. Berbeda halnya dengan rezeki yang diperoleh dari cara yang baik walaupun sedikit akan sangat mulia dihadapan Allah.

Dalam Surah Ibrahim Ayat 7 Allah Berfirman “Dan (ingatlah) tatakala Rabb mu memberitahu: “Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras”.

Contoh sederhana adalah seorang kuli bangunan mendapatkan uang lima ratus ribu dalam seminggu. Sedangkan seorang pencuri mendapatkan uang lima ratus ribu dalam sehari. Kuli bangunan dan pencuri ini sama-sama mempunyai anak dan istri. Maka mereka membeli kebutuhan pokok berupa susu, beras, sayur, dan bahan makanan lainnya untuk masing-masing keluarga mereka. Makanan yang dimakan oleh keluarga mereka sama rasanya. Susu terasa manis dan nasipun terasa enak. Namun, letak perbedaannya adalah keberkahan Allah untuk kuli bangunan karena mensyukuri nikmat Allah dan lakhnat Allah untuk pencuri yang mencari nafkah dengan cara yang tidak baik.

Hikmah pencurian bagi korban

Adapun hikmah bagi para korban pencurian adalah bahwa Allah telah menegur hambaNya agar senantiasa membersihkan setiap rezeki yang mereka dapatkan dengan cara berinfak dan bersedekah. Selain itu Allah juga menguji kesabaran hambaNya. Karena sering kali manusia lupa akan nikmat Allah ketika mereka telah mendapatkan rezeki. Padahal ketika itu Allah sedang melihat ketaatan hambaNya. Mudah-mudahkan kita senantiasa menjadi orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan bukan orang-orang yang kufur nikmat layaknya seperti para maling. Amien ya rabbal ‘alamin..

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 21, 2014 inci article

 

Valentine : Maksiat Berjama’ah

 

Tanggal 14 februari adalah moment yang ditungu dan diidam-idamkan oleh hampir seluruh muda mudi di Indonesia. Entah apa yang dipikirkan oleh anak-anak muda pada zaman sekarang ini. Dengan suatu moment valentine yang mereka sebut dengan istilah hari kasih sayang maka para pasangan kekasih saling melampiaskan rasa cinta mereka pada moment tersebut.

Mendengar hari kasih sayang ini maka timbul beberapa pertanyaan yakni. Apakah hari kasih sayang harus ditentukan tanggalnya dan harinya?. Lalu pada tanggal dan hari-hari sebelumnya hidup ini tidak dilandasi dengan kasih sayang?. Apakah kasih sayang anak kepada kedua orang tuanya atau kasih sayang orang tua terhadap anaknya?. Apakah kasih sayang istri pada suaminya atau kasih sayang suami pada istrinya?. Apakah kasih sayang guru terhadap muridnya atau kasih sayang murid terhadap gurunya?. Apakah kasih sayang Allah kepada hambaNya atau kasih sayang hamba kepada yang telah menciptakannya?. Namun pertanyaan yang paling mendasar adalah Apakah kasih sayang seorang lelaki kepada wanita dan kasih sayang wanita pada seorang laki-laki?. Ya..inilah pertanyaan yang selalu mengahntui dan menjadi hantu dalam kisah kasih sayang bertajuk cinta suci. Setelah pertnyaannya ditemukan timbul lagi pertanyaan baru yaitu apa yang dilakukan pasangan kaula muda pada hari kasih sayang tersebut?.

Hal yang paling lumrah dilakukan oleh kaula muda adalah saling memberi hadiah kepada pasangannya berupa coklat, bunga mawar, dan boneka. Selain itu ada juga yang mengungkapkan perasaan cintanya dengan merangkai kata-kata melalui sebuah puisi, lagu, dan gambar-gambar bersimbol love untuk pasangannya masing-masing.

Semua media yang digunakan tersebut tidak lain tujuan akhirnya bukan lagi untuk mengungkapkan rasa cinta, akan tetapi adalah ajang melakukan kemaksiatan secara berjama’ah. Dapat diibaratkan coklat, bunga mawar, dan boneka adalah bahan bakunya. Puisi, lagu, dan gambar-gambar bersimbol love adalah bumbu penyedapnya. Sedangkan syetan adalah pembuat resepnya. Orang-orang Barat adalah koki handalnya. Lalu, dimanakah posisi kita?

Sejarah singkat tentang hari Valentine dijelaskan dalam The World Book Encyclopedia 1998. Di buku ini dijelaskan bahwa agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari.( dikutip dari http://remajaislam.com/gaya-muda/cinta/224-sejarah-kelam-hari-valentine.html)

Jadi, jika ada yang memeriahkan hari valentine ini berarti sama saja telah ikut-ikutan dengan gaya budaya masa lalu yakni melakukan upacara kematian seorang Kristiani. Lalu dimana letak budaya Indonesia yang bermoral serta beretika pada umumnya dan peradaban Islam yang beradab padakhususnya.

Sebagai umat Islam kita hanyalah sebagai penikmat hidangan yang telah dihidangkan dengan di atas meja yang kelihatannya begitu lezat. Itulah yang dinikmati oleh para pasangan. Kenikmatan yang berawal dari mencoba-coba dan berujung dengan kemaksiatan dan pelampiasan nafsu syahwat.

Tidak jarang banyak kasus abaorsi karena hamil di luar nikah terjadi di Indonesia. Moment Valentine seperti ini juga akan menambah daftar buku hitam bagi bangsa Indonesia.

Ironis memang kalau kita lihat banyak sekali hotel-hotel penuh yang didalamnya adalah pasangan kaula muda. Katanya mereka merayakan moment valentine dengan pasangannya. Moment kasih sayang apa yang mereka maksud?

Padahal ini bukanlah budaya Timur dan bukan pula kebiasaan umat Islam. Karena Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW menjelaskan kepada telah menjelaskan kepada umat Islam itu sendiri tentang bahaya moment Valentine tersebut.

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah (Surah Al-An’am : 116).

Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.

Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Banyak kaula muda yang sadar tapi tidak menyadari akan dampak moment valentine ini. Jadi sangatlah tidak wajar jika kaula muda yang bergama Islam harus ikut dengan budaya valentine yang berujung dengan kemaksiatan.

Mudah-mudahan kaula muda segera sadar dan tidak ikut-ikutan dengan moment valentine yang erujung kemaksiatan ini. Amien..

 

 

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 13, 2014 inci article

 

Penerapan IQ, EQ dan SQ Dalam Dunia Pendidikan

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dalam bentuk yang sempurna dibandingkan makhluk-makluk lainnya. Namun  untuk mencapai kesempurnaan itu dibutuhkan suatu pendidikan. Pendidikan itu sendiri adalah suatu proses perubahan dari yang tidak baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik lagi sehingga lahirlah manusia yang terbaik. Lalu bagaimana caranya agar proses perubahan tersebut dapat tercapai?

Setiap manusia memiliki potensi didalam dirinya. Namun potensi yang dimikinya berbeda-beda tergantung bagaimana potensi dibentuk dalam proses pendidikannya. Kita ketahui bahwa potensi dalam diri manusia itu secara garis besar terdiri dari IQ (intelligence Quotients), EQ (Emotional Quotients), SQ (Spritual Quotients). Ketiga potensi itu harus dimiliki dan dibentuk dengan baik sehigga membentuk pribadi manusia yang baik. Banyak manusia yang tidak bisa menggunakan potensi itu dengan baik.

Yang perlu kita ketahui bahwa IQ (intelligence Quotients) adalah kecerdasan intelektual bersumber dari otak  pada diri seseorang yang fungsinya untuk menerima, menyimpan, dan mengelola informasi. Masing-masing insan memiliki tingkat intektual yang berbeda dan perbedaan itulah yang menjadikan cara manusia untuk menerima proses pendidikan. Contohnya dalam proses belajar mengajar masing-masing anak memiliki cara yang berbeda untuk menerima proses pendidikan. Bagi anak yang memiliki IQ di atas rata-rata cukup baginya mendengar dan melihat saja sehingga dia memahami apa yang ia terima sedangkan anak yang memilik IQ di bawah rata-rata baginya tidak hanya cukup mendengar dan melihat saja tetapi perlu mengulang dan membacanya beberapa kali barulah ia paham.

EQ (Emotional Quotients) adalah rangsangan yang diterima berupa perasaan sehingga terbentuklah perubahan perilaku kearah yang baik (positif behaviour) atau perilaku ke arah yang tidak baik (negatif behaviour). jadi fungsi pendidikan adalah bagaimana agar pembentukan EQ pada diri seseorang itu menuju ke arah positif behaviour.

SQ (Spritual Quotients) yakni  kecerdasan memahami wahyu atau kecerdasan seseorang yang berkaitan dengan keyakinan dalam hati bersumber dari Sang Khalik. Misalnya seseorang mengetahui konsep baik dan buruk melalui keyakinannya terhadap ajaran agamanya.

Berdasarkan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa IQ (intelligence Quotients), EQ (Emotional Quotients), dan SQ (Spritual Quotients) dalam dunia pendidikan harus berjalan seimbang karena jika salah satunya tidak berfungsi dengan baik maka manusia pun tidak akan berfungsi sesuai dengan kesempurnaannya. Contohnya banyak orang-orang berpendidikan tetapi tidak memiliki moral yang baik, banyak orang yang tamat Sarjana tetapi terjebak dalam kasus narkoba, banyak para pejabat yang korupsi, banyak pedagang yang tidak jujur, banyaknya kasus hamil di luar nikah dan kasus perceraiaan yang semakin meningkat, banyaknya anak yang putus sekolah yang tidak ada respon dari orang-orang sekitarnya, banyak guru yang tidak memiliki kesadaran akan tugasnya yang berdampak buruk pada muridnya. dan tentunya masih banyak contoh yang lain. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan antara ketiga unsur pendidikan (IQ,EQ,SQ) tersebut. Karena jika semuanya seimbang maka penyimpangan-penyimpangan  tersebut tidak akan terjadi.

Lalu bagaimana caranya agar IQ,EQ,SQ ini dapat berkolaborasi dengan baik dalam dunia pendidikan? Caranya adalah dengan pola 3M yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, mulai dari sekarang. Mudah-mudahan dengan cara ini kita bisa menjadi manusia yang sempurna dihadapan manusia dan yang lebih utama dihadapan sang khalik. Amieeeen……………

#SJ

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 28, 2013 inci article